Karawang || Sorotfakta.co.id – Proyek Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di Desa Kosambibatu dan Desa Cikande, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, kembali menjadi sorotan utama.
Proyek yang seharusnya menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, justru berubah menjadi proyek misteri Berbagai masalah mencuat, mulai dari tidak adanya transparansi, kualitas pembangunan yang di duga asal-asalan, hingga sikap ketua kelompok PISEW yang lebih memilih “ketemu di darat” dengan wartawan.
Investigasi di lapangan mengungkap fakta yang mengecewakan. Proyek PISEW ini dinilai tidak transparan, bahkan warga pun mempertanyakan keberadaan papan informasi proyek yang tak kunjung dipasang.
“Kami tidak tahu menahu soal proyek ini. Berapa anggaran yang digelontorkan, siapa yang mengerjakan, dan apa saja yang akan dibangun, tidak ada informasi yang bisa kami dapatkan,” keluh seorang warga dengan nada geram.
Ketiadaan informasi ini jelas melanggar Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), yang seharusnya menjamin hak masyarakat untuk mengetahui informasi terkait proyek-proyek yang didanai oleh uang rakyat.
Sebelumnya, proyek ini juga sempat menjadi perhatian karena adanya dugaan tumpang tindih pekerjaan. Namun, persoalan ini diklaim sudah diselesaikan dan pekerjaan yang bermasalah sudah dibongkar. Klaim ini tentu perlu diuji kebenarannya.
Tim media sorotfakta.co.id di hubungi ketua kelompok PISEW Desa Cikande, yang berinisial (P), meminta klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa persoalan tumpang tindih pekerjaan sebelumnya sudah diselesaikan. (P) juga membenarkan bahwa material bekas digunakan untuk perpanjangan TPT. Senin (27/10/2025)
Namun, yang paling menarik perhatian adalah ajakan (P) kepada wartawan untuk bertemu secara langsung.
“Kalau bisa mah kita ketemu di darat saja, biar lebih enak,” ujarnya.
Ajakan “ketemu di darat” ini tentu menimbulkan tanda tanya besar. Apa sebenarnya maksud dari ajakan tersebut, Apakah ada informasi yang sengaja disembunyikan dan hanya ingin disampaikan di luar forum wawancara resmi.
Selain itu, tim media juga menemukan sejumlah kejanggalan di lapangan. Lebar pondasi TPT yang seharusnya 0,30 meter, ternyata hanya 0,20 meter setelah diukur. Ketinggian TPT pun bervariasi, ada yang 0,90 meter, ada juga yang hanya 0,60 meter.
“Yang 0,60 meter itu dikomplain warga karena terlalu tinggi, jadi kami kurangi saja,” kata (P) saat dikonfirmasi.
Perbedaan ukuran ini jelas menunjukkan bahwa standar kualitas dan perencanaan proyek tidak jelas. Pengerjaan proyek terkesan asal-asalan dan tidak profesional.
Hingga saat ini, pihak-pihak terkait seperti pengawas proyek dan konsultan belum berhasil dihubungi untuk memberikan penjelasan. Media ini akan terus berupaya menggali informasi lebih dalam mengenai proyek PISEW ini, demi memberikan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat.
Proyek PISEW sendiri merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan perekonomian di wilayah perdesaan. Namun, berbagai persoalan yang muncul di Cilebar ini menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dengan pengawasan dan pengelolaan, bahkan ada narasumber yang tidak mau di sebutkan namanya mengatakan yang di duga ada oknum salah satu pengurus program pisew yang minta jatah sampai puluhan juta nominalnya.
Jika tidak ada tindakan tegas dari pihak berwenang, maka proyek ini hanya akan menjadi sumber masalah dan tidak memberikan manfaat yang diharapkan. Masyarakat Cilebar berhak mendapatkan kejelasan dan transparansi terkait proyek ini.
Jangan biarkan mereka terus bertanya-tanya dan merasa kecewa dan perlu di ingat ini pembangunan menggunakan uang rakyat jangan sampai jadi Bancakan oleh oknum yang mencari keuntungan di balik program tersebut.
(Red)
